Rabu, 22 Oktober 2008

Selamat Malam Cinta...

Matahari perlahan mulai tenggelam, langit sore mulai tampak gelap diselimuti awan hitam. Irama dan lagu-lagu cinta yang didendangkan pengamen bus kota terus dialunkan, ah! Betapa sebuah lagu bisa mencairkan kebekuan hati, bus kota tujuan tanah abang – blok M terus melaju hingga tak terasa membawaku ke alam KHAYALAN..
Detik demi detik, hingga harus berganti tahun. Aku masih terjaga, usiaku tidak muda lagi, sebagian orang menganggap usiaku adalah usia yang ranum, usia yang matang, usia keemasan.

Ah! Bukan hal penting bagiku, umur hanya sebuah penambahan angka. "Menjadi TUA itu pasti, tapi menjadi DEWASA itu adalah Pilihan"..

Kuputar kembali rencana indah yang telah tersusun rapih dalam bingkai alam sadarku, banyak hal yang tergambar, rasa-rasanya, dinamika kehidupan yang telah aku lewati dan pernak-pernik kisah yang telah aku jalani membuatku berpikir, “Sudah sampai fase mana aku berada?

Pikiranku terhenti pada fase ini, bayangan tentang seseorang menggelitik ruang terdalam hatiku, suatu ketidakpastian yang sulit terlihat pada awalnya, tapi dengannya membuat aku mampu berpikir dan melihat lebih jauh kedepan, sesuatu yang membuat aku percaya diri melangkah dan menunjukkan AKU sebenarnya, sesuatu yang aku jalani dengan ringan tanpa memaksa keadaan dan kondisi, sesuatu yang aku jalani dengan aman tanpa takut jika sesuatu terjadi diluar rencana, seperti air mengalir, mengikuti arah arusnya akan kemana hingga membawa kita tiba ke tujuan akhir.

Malam semakin kelam, bus kota masih membawaku menelusuri hiruk pikuknya ibu kota, aku masih sulit mendefinisikan apa sebenarnya yang terjadi denganku malam ini?
Atas nama Logika aku seharusnya sepi, tapi atas nama Perasaan aku tenang, aman, hormat dan percaya.
Selamat malam CINTA...

2 komentar:

  1. luar biasa ibu yang satu ini...
    tuliasan yang membuat saya sadar akan keihklasan dalm beratnya hidup...

    sepertinya saya harus belajar nulis sama ibu ini,....

    keep up the good work yah..!!!

    BalasHapus
  2. Mari memisahkan antara logika dan perasaan.
    karena sepertinya, saat berbicara perasaan...maka terkadang logika tidak akan ikut bergabung :)
    demikian pula sebaliknya.
    yukkks latihan menyelaraskan logika dengan perasaan....

    BalasHapus