Minggu, 28 Oktober 2007

Luapan Rasa Seorang "Rangga"


Jam dinding terus berdetak memecah sunyinya malam, waktu sudah menunjukkan pukul 01.30 dinihari, Inge masih terbaring gelisah diatas pembaringannya matanya sulit sekali terpejam, pertemuannya dengan Rangga tadi sore benar- benar telah menguak sebuah cerita panjang..
Tak disangka selama 6 tahun Rangga baru berani menumpahkan semua isi hati dan perasaannya terhadap Inge, tentang betapa selama 6 tahun ini dia memendam cinta, betapa selama 6 tahun ini Inge hanya asyik dengan dirinya sendiri tanpa sedikitpun sadar dengan perasaan Rangga, betapa selama 6 tahun ini Inge tanpa beban curhat ke Rangga tentang episode demi episode perjalanan cinta yang dilaluinya dengan beberapa pria. Oh tuhan.. betapa bodohnya aku, betapa aku telah melukai persaaan Rangga selama ini, pekik batin Inge..

Kenapa sih, gak dari dulu kamu berterus terang Ngga’? Kenapa gak dari dulu saat aku curhat kekamu tentang betapa merananya aku dengan sekelumit kisa cintaku yang tak pernah berujung? Kenapa ga dari dulu sebelum Irfan temen kamu datang mengubar pesona padaku??
Kenapa Ngga’????

Aku gak bisa Nge’ sumpah aku gak berani, aku takut kecewa, aku gak mau makin sakit hati. Sudah cukup sakit hatiku mendengar curhatan kamu tentang iwan, tentang Aji, tentang Didi dan tentang yang lain, suduh cukup aku melihat kamu jalan berdua dengan Irfan teman aku sendiri, sudah cukup aku mendengar suara-suara sumbang dikantor kalo kamu dan Irfan jadian, pacaran bahkan semakin dekat .. walau sebenarnya Irfan tau kalo aku juga naksir kamu dan kamu juga tau kan waktu itu Irfan sudah tunangan?? Iya kan Nge’???

Inge masih terpekur. Dia teringat kejadian enam tahun yang lalu saat dia memutuskan untuk memilih Irfan yang tak lain teman kantor Rangga sendiri,
Saat itu Mereka berdua hadir disaat inge sedang sendiri, kepergian Indra kekasihnya yang hilang begitu saja telah menorehkan luka yang dalam di hati Inge. Dan dua sosok pria ini datang mencairkan kembali Jiwanya yang sedang rapuh dan mewarnai hari-hari nya yang dirundung sepi.

Seiring bergulirnya waktu ternyata Irfan lebih mempeseona dimata Inge, walaupun sebenarnya perhatian Rangga tidak kalah dibanding Irfan tapi dengan Irfan Inge merasa mendapatkan apa yang selama ini dibutuhkan, buaian manis walau ternyata palsu, dan kata-kata romantis hampir setiap saat dikirimkan Irfan.. dan ironisnya lagi Irfan berani mengakui ke Inge kalo dia sebenarnya sudah bertunangan dan lima bulan lagi akan menikah, tapi itu bukan hal penting bagi Inge, seolah-olah dia telah dibutakan dengan pesona Irfan selama ini, satu hal lagi yang tidak bisa termaafkan oleh Inge, Irfan tidak hanya datang dengan membawa bujukan-bujukan manis tapi dia juga menarik simpati Inge dengan menjatuhkan Rangga dimatanya, Irfan tega menebar fitnah tentang Rangga dengan harapan Inge akan il-feel.

Bodooooh!!! Teriak Inge sambil memukul kepalanya, emosinya tak dapat terbendung lagi, dia baru menyesali semuanya..

Ngga' tapi kan setelah cerita Irfan berlalu kesempatan gak sampai disitu saja kan?, Irfan sudah menikah dan kamu gak punya penghalan lagi kan? Kamu kemana aja Ngga?

Sudah aku coba Nge’ tapi aku gak tau kapan moment yang tepat untuk memulainya, setiap kali aku mau mencoba selalu saja ada penghalang, entah kamu asyik dengan Hape mu yang setiap saat Online tanpa peduli aku, entah kamu akan curhat tentang pacar barumu dan setelah itu kamu akan ngilang lagi entah kemana, entah kamu asyik bercerita tentang diri kamu sendiri tanpa ngasih aku kesempatan untuk ngomong.
Sekalipun kamu gak pernah nge’ ngasih aku peluang,

Apa pernah selama 6 tahun kita berteman kamu nanya ke aku ” Ngga kamu dah punya pacar blom ? Apa pernah Nge’ selama 6 tahun kita berteman kamu peduli dengan perasaan aku? Apa pernah selama 6 tahun kita berteman kamu sedikit saja khawatir tentang keadaan aku? Walaupun kamu tau aku sakit, apa pernah kamu Menayakan aku dah sembuh apa belum? Sudah makan belum? kapan mulai bisa kerja lagi? Atau setidaknya jangan lupa kedokter..
Kalimat demi kalimat terus mengalir dari bibir Rangga, Dari mata sayunya yang kini mulai berkaca-kaca Inge benar-benar yakin kalau Ranga sama sekali tidak sedang berdusta.

Terlalu jauh jika kamu menanyakan tentang keluargaku" bisik Rangga lirih, bahkan Sekalipun gak pernah kamu punya niat untuk tau tentang kesenanganku, tentang kebiasaan-kebiasaanku, tentang hari-hariku dikantor, tentang gimana rasanya dirantau jauh dari keluarga? Gak pernah kan Nge’??? Rangga berucap dengan suara bergetar..

Bahkan satu tahun lalu setelah aku dimutasi ke Medan, aku mencoba memberanikan diri terbang dari Medan ke kotamu hanya untuk membuktikan perasaan ini yang semakin lama semakin sulit aku bendung, untuk terakhir kalinya aku memberanikan diri datang untuk menumpahkan semua isi hatiku selama ini.
Aku bertekad apapun yang terjadi nanti aku sudah siap dengan resiko.. saatnya aku harus mencoba!

Dan ternyata, tau gak Nge? lagi dan lagi kedatanganku kamu sambut dengan curhat kamu tentang keinginan kamu untuk menikah, tapi masih terkendala perbedaan konsep hidup, walau ternyata sekarang aku baru tau kamu putus lagi dengan pria itu..

Mendengar ucapan Rangga, Inge kembali sesenggukan. Dari balik kerudung putih nya Kali ini ia tampak tak kuasa lagi menahan air matanya, Bibirnya bergerak-gerak seperti ingin mengatakan sesuatu tapi tak ada suara yang keluar kecuali isaknya yang semakin menyayat.

Rangga terus berbicara sambil berusaha mengendalikan perasaanya,
Bisa kamu bayangkan gimana perasaan aku waktu itu? Aku pulang dengan sejuta kekecewaan, dan saat itu aku mulai memutuskan akan membuka lembaran baru, akan kukubur semua hal tentang kamu, bagaimanapun aku masih punya kehidupan sendiri dan umurku semakin bertambah, saatnya aku harus menata hidup,
Satu hal yang aku dapat ”Sekalipun kamu gak pernah ada Perasaan terhadap Aku”

Apa pantas Nge’ aku dikatakan pengecut kalau kondisinya sudah seperti itu?
Padahal Nge’ kalau saja waktu itu kamu nanya ” Ngga kamu dah punya pacar blom? Pasti akan kujawab BELUM walaupun mungkin saat itu aku sudah memilikinya,
Tapi kesempatan itu hanya mimpi Nge’, mimpi yang aku bawa dan menjadi beban bagiku selama 6 tahun ini..6 tahun Nge' 6 tahun aku memendam perasaan itu..

Untuk beberapa saat mereka kembali terdiam, Rangga lalu menarik nafas panjang sambil membelai kerudung Inge yang mulai basah oleh air mata..

Rangga menatap dalam mata Inge, mereka saling bertatapan tanpa bisa berkata sepatahpun bahkan Suara Inge kini bercampur isak tangis sementara air matanya menggenang di kedua matanya yang luka. Dia terkesima. Terus terang, tidak pernah terpikir sebelumnya kalau apa yang dia lakukan selama 6 tahun akan membuat hati Rangga tersayat.

Nge'tapi setidaknya malam ini aku sangat bahagia, aku seperti diberi setetes air dalam perjalanan panjang disebuah gurun yang gersang, aku lega banget Nge’ bisa mengungkapkan semua ini ke kamu walaupun sudah terlambat.

Inge terduduk lemas lunglai tak berdaya. Air matanya terus mengalir membasahi pipinya, ia tak dapat menahan haru, Pengakuan Rangga barusan terasa menyayat hatinya menusuk hingga kekalbu, Dia sebenarnya sudah menyangka bahwa perhatian Rangga selama ini kepada dirinya bukan sebuah perhatian biasa. Tapi setelah mendengar cerita tentang dia dari Irfan, dan setelah menunggu sekian lama, hingga berapa tahun lamanya, tiada sebuah pernyataan cinta yang terungkap dari seorang Rangga, Inge pun akhirnya merasa bahwa Rangga hanya menganggap dirinya sebagai sahabat atau adiknya. Tidak lebih dari itu.

Tapi sekarang semuanya jelas. Inge telah salah duga. Rangga ternyata menyimpan sebuah perasaan sayang kepadanya. Hanya saja dia tidak berani mengungkapkannya, Inge benar-benar merasa bersalah selama ini,
Maafkan aku ngga’ hatiku benar-benar buta selama ini, kamu dah banyak berkorban buat aku, kamu benar-benar baik padaku.. aku sudah tega Ngga melukai perasaan kamu selama ini.

Mengalirlah semua kenangan inge tentang Rangga, ketika dia tersakiti oleh seseorang, yang menemani kagalauannya pasti Rangga, ketika dia disibukkan oleh urusan kuliah dan kantor, yang menemaninya setiap saat pasti rangga, ketika Inge merasa sendiri dan tidak memiliki siapapun, orang pertama yang dicari pasti Rangga, ketika dia butuh sesuatu pertolongan, yang dicari pasti Rangga, Rangga dan selalu Rangga bahkan sekalipun Rangga tidak pernah menolak. bagi Rangga menyenangkan hati Inge adalah hal yang paling membahagiakan bagi hidupnya..

Inge’ menggenggam erat tangan rangga sambil menyandarkan badannya di sebuah dinding bambu. Sebenarnya ini sebuah berita gembira buatnya. Tapi sayang, berita ini sudah terlambat . Andai saja pengakuan Rangga 6 tahun lebih cepat, andai saja waktu masih mau berpihak pada mereka, mungkin ceritanya akan lain. Inge pasti sudah melonjak, tertawa dan bahagia..

Semua sudah telambat setelah Rangga menikah lima bulan lalu, setelah Inge berencana beberapa bulan lagi akan menikah dengan pilihan hatinya, dan setelah semua kisah ini hanya bisa menjadi cerita bagi anak cucunya kelak, Rangga baru punya nyali untuk berterus-terang tentang isi hatinya..
yaah.. Tuhan telah menakdirkan kita untuk Tidak berjodoh..ucap Rangga terbata-bata Aku memutuskan menikah dengan teman kantorku sendiri, saat ini Alhamdulillah istriku telah mengandung darah dagingku, doakan aku Nge semoga keluargaku menjadi keluarga yang Sakinah.

Maafkan aku Rangga. Mungkin ini adalah jalan Tuhan yang telah direncanakan buat kita, Dia Maha mengetahu apa yang tersembunyi, dan aku yakin apapun yang diberikan saat ini itulah yang tebaik bagi kita. Yah Inilah jalan yang terbaik bagi kita berdua..

Semoga kamu bisa menjadi Suami dan Ayah yang baik bagi keluargamu, Doakan aku juga semoga cerita cintaku yang panjang dan berliku, yang menjadi penghalang kamu selama ini akan segera berakhir dan berlabuh di Pelaminan.

Pukul 02.00 dini hari, Inge mulai terlelap dalam tidur indahnya, terbawa oleh mimpi –mimpinya tentang cerita indah hari esok yang siap menanti. Dan berlalulah malam indah itu bersama keharuan dihati Inge..

Based on True story, thanks for d'one who have giving me awareness about love..